Jumat, 13 Juni 2014

LAPRAK BIOKIMIA (DENATURASI PROTEIN)

PRAKTIKUM II.3

Topik                  : Denaturasi Protein
Tujuan              :Untuk mempelajari proses denaturasi protein pada berbagai  sumber albumin.
Hari/ Tanggal     : Jumat/ 2 Mei 2014
Tempat               : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
 


I.                   ALAT DAN BAHAN
a.       Alat :
1.      Tabung reaksi
2.      Rak tabung reaksi
3.      Pipet tetes
4.      Gelas ukur 10 ml
5.      Gelas kimia 250 ml
6.      Waterbath
Bahan :
2.         Larutan albumin (telur itik tambak, telur itik pantai, telur ayam ras, telur ayam kampung, telur puyuh dan telur penyu).
3.         Buffer asetat pH 4,7 (1 M)
4.         HCl 0,1 M
5.         NaOH 0,1 M
6.         Air
7.          
II.                CARA KERJA
1.                 Menyiapkan tabung reaksi dengan urutan sebagai berikut :


Tabung
1
2
3
Larutan albumin
9 ml
9 ml
9 ml
Buffer asetat pH 4,8 (1 M)
-
-
1 ml
HCl 0,1 M
1 ml
-
-
NaOH 0,1 M
-
1 ml
-

2.         Menempatkan ketiga tabung dalam air mendidih selama 10 menit dan mendinginkan pada temperatur kamar.
3.         Untuk tabung (1) dan (2) menambahkan 10 ml buffer astatat pH 4,7. Tulis hasilnya

III.             TEORI DASAR
Suatu rantai protein biasanya mengacu pada suatu biopolymer dengan berat molekul lebih besar dari beberapa ribu. Tiap protein mempunyai urutan sisa asam amino tertentu dalam rantainya, yang sebagian besar menetukan sifat-sifat biologis dan fisikokimianya. Beberapa protein juga dapat larut dalam semua sistem berair. Banyak protein telah pecah dan dimurnikan berdasarkan atas ukuran molekul dan kelarutannya. Dengan larutnya protein tersebut maka akan merubah fisik protein yang menyebabkan juga kehilangan sifat kelarutannya yang dapat disebut denaturasi. Denaturasi dapat terjadi oleh banyak bahan. Termasuk didalamnya adalah panas dan bahan kimia yang merusak ikatan hidrogen dalam protein tersebut. Terdapat banyaknya konformasi antara asli molekul protein dan konformasi dimana rantai protein ada dalam keadaan rambanga sempurna meruang. Pada konformasi terakhir ini, protein dikatakan mengalami denaturasi sempurna. Akan tetapi. Terjadinya keadaan rambang sempuurna rantai protein tidak harus berarti hilangnya fungsi biologis. Fungsi biologis memiliki aktivitas maksimum pada keadaan aslinya dan suatu perubahan dalam struktur yang menyebabkan hilangnya fungsi alami protein tersebut.

IV.             HASIL PENGAMATAN
a.      Gambar pengamatan

1.      Telur puyuh







     Sebelum                             sesudah                                   + Buffer asetat

2.      Telur itik pantai







       Sebelum                           sesudah                                   + Buffer asetat
                                    ( sumber : Dok. Pribadi. 2014)


3.      Telur penyu






      Sebelum                            sesudah                                   + Buffer asetat

4.      Telur itik tambak






Sebelum                    sesudah                                   + Buffer asetat
5.      Telur ayam kampung




Sebelum                    sesudah                                   + Buffer asetat
( sumber : Dok. Pribadi. 2014)
b. Tabel pengamatan
V. ANALISIS DATA
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan dapat diketahui hasil denaturasi protein pada berbagai albumin. Adapun hasil hasil pengamatan yang akan dianalisa satu persatu berbagai bahan alumunium , sebagai berikut :
1.      Tabung HCL 0.1 M
a.       Telur puyuh
-          Pada awalnya telur ini berwarna bening keruh memiliki gumpalan sedikit dan terdenatur  tidak sempurna.
-          Telur ini setelah di panaskan selama 15 menit berubah warna menjadi putih susu dan ternatur  sempurna.
-          Setelah diteteskan buffer asetat bersifat heterogen dan terdenaturasi tak sempurna.
b.      Telur itik pantai
-          Pada awalnya telur ini memiliki warna putih bening dan terdenatur sepurna.
-          Setalah dipanaskan didalam water bath berubah warna menjadi putih susu, terdenaturasi tak sempurna ( membeku ).
c.       Telur penyu
-          Pada awalnya telur ini berwarna putih bening, menggumpal, terdenaturasi tak sempurna.
-          Setelah dipanaskan dalam water bath 15 menit berubah menjadi putih bening, menggumpal dan terdenaturasi tak sempurna.
-          Setelah di tambahkan buffer asetat warna tetap, mengumpal dan bersifat heterogen.
d.      Telur itik tambak
-          Telur ini berwarna putih bening keruh, menggumpal dan terdenturasi tak sempurna.
-          Kemudian berubah warna menjadi putih susu terdenaturasi tak sempurna.
-          Setalah diteteskan buffer asetat telur ini bersifat heterogen terdenaturasi sempurna.
e.       Telur ayam kampung 
-          Pada telur ini warnanya putih bening terdenaturasi tak sempurna.
-          Setelah dipanaskan telur ini terdenaturasi sempurna.
-          Setelah diteteskan bufer  asetat telur ini bersifat heterigen.
2.      Tabung  2 Na0H 0,1 M
a.       Telur puyuh
Pada telur ini memiliki warna putih kuning ada gumpalan sedikit dan terdenaturasi tak sempurna. Setelah dipanaskan didalam water bath terjadi perubahan warna yaitu berubah menjadi putih bening/putih tulang. Berbuih dan terdenaturasi sempurna.  Selanjutnya ditambahkan bufer asetat  yang kemudian bersifat heterogen dan terdenaturasi tak sempurna.
b.      Telur itik pantai
Telur in berwarna putih bening dan terdenaturasi tak sempurna. Setelah dipanaskan berubah warna menjadi 2 warna  yaitu atas putih bening, bawah putih susu dan membeku, terdenaturasi tak sempurna, kemudian ditambahkan bufer asetat memilki warna atas putih bening tengah bening kekuningan, bawah putih susu, dan bersifat heterogen.
c.       Telur penyu
Pada telur ini berwarna putih bening, menggumpal, terdenaturasi tak sempurna, selanjutnya dipanaskan menjadi warna putih keruh, mengumpal dan denaturasi tak sempurna. Kemudian telur ini ditambahkan bufer asetat yang hasilnya tetap sama yaitu berwarna putih keruh dan denaturasi tak sempura.
d.      Telur  itik tambak dalam tabung 2, telur ini memilki warna putih keruh menggumpal dan denaturasi tak sempurna, setalah dipanaskan telur ini memiliki warna putih susu, denaturasi sempurna. Kemudian ditambahkan dengan bufer asetat memilki sifat heterogen dan denaturasi tak sempurna.
e.       Telur ayam kampung
Dalam tabung 2, telut ayam kampung menggumpal dan denaturasi tak sempurna. Kemudian ditambahkan bufer asetat bersifat heterogen. Sebelum ditambahkn bufer asetat, dipanaskan dulu dalam water bath dan hasilnya telur ini terdenaturasi tak sempurna.
3.      Tabung 3 bufer asetat
a.       Telur puyuh
Pada tabung 3, telur puyuh memilki warna putih kekuningan gumpalan sedikit , denaturasi tak sempurna setelah dipanaskan  mengalami perubahan yakni warna putih susu, berubah denaturasi sempurna.
b.      Telur itik pantai
Pada tabung 3, telur ini memiliki warna putih keruh, terdenaturasi tak sempurna, setelah dipanaskan terdenaturasi sempurna berwarna putih susu dan membeku.
c.       Telur penyu
Pada tabung 3, telur ini memiliki warna putih keruh, menggumpal terdenaturasi tak sempurna, setelah dipanaskan  berwarna putih susu dan terdenaturasi tak sempurna.
d.      Telur itik tambak
Pada tabung 3, telur ini memilki warna bening keruh, menggumpal, denaturasi tak sempurna, setelah dipanaskan memilki putih susu dan denaturasi tak sempurna.
e.       Telur ayam  kampung
Pada tabung 3, telur ini memilki warna  putih, mengumpal denaturasi tak sempurna, setalah dipanaskan telur  ini terdenaturasi sempurna.
VI. KESIMPUALAN
-          Fakto-faktor yang menyebabkan denaturasi protein antara lain :
a.       Suhu yang tinggi
b.      Pengaruh pH
c.       Pengaruh mekanik
d.      Pegaruh zat-zat kimia tertentu
-          Penyebab larutan albumin yang mengalami proses denaturasi ta sempurna adlaha karea tinggginya tingkat kandungan albumin yang terdapat dalam larutan tersebut.
-          Denaturasi protein adalah  suatu perubahan atau modifikasi yerhadap sturuktur sekunder, tertian dan kuartener molekul protein tanpa terjadinya pemechan-pemacahan ikatan kovalen.


VII. Daftar  Pustaka
            Lehninger, Albert. 1997. Dasar – Dasar Biokimia. Erlangga. Jakarta.
Noorhidayati dan Hardiansyah. 2004. Penintun Praktikum Biokimia. FKIP.
UNLAM. BANJARMASIN.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. Universitas Indonesia 
Jakarta.



Lampiran :
            Pertanyaan :
1.      Sifat fisik apa dari protein yangmepengaruhi kelarutan dari protein dalam percobaan ini ?
2.      Metode lain apakah yang digunakan untuk denaturasi protein ?
3.      Perubahan kikia apa yang berhubungan dengan denaturasi telur ?

Jawaban :
1.      Sifat fisik yang mempengaruhi kelarutan dari frotein dalam percobaan ini adalah protein yang dicampur dengan asam atau basa ( HCL, NaOH dan larutan bufer asetat ) dapat mengalami  perubahan fisik berupa koagulasi (penggumpalan), mempunyai siapat koloid  dan terdenaturasi karena  perubahan limngkungannya, sehingga menyebabkan  larutan protein menyalami perubahan sruktur  dan kehilanagan sifat kelarutannya. ( Anna Poej diadi, 1994 ).
2.      Metode lai yang digunakan untuk denaturasi protein adalah dengan garam logam berat  ( Anna Poej diadi, 1994 ).
3.      Perubahan kimia yang berhunungan dengan denaturasi telur yaitu adanya perubahan struktur dan konfigarasi protein ( Anna Poej diadi, 1994 ).







1 komentar:

  1. The World's Best Casinos - Ocean Downs - Pride of
    The 다파벳 World's Best Casinos - Ocean Downs – 바카라 양방 Pride of The World's Best 벳 인포 해외 배당 흐름 Casinos - Ocean Downs The World's Best 뭐 먹지 룰렛 Casinos - Ocean Downs - Pride 졸리다 of the Earth.

    BalasHapus